Aku
adalah gadis kecil yang beranjak dewasa,
tepatnya orang menganggap ABG. Dunia remajaku yang penuh dengan fantasi.
Kutemukan dunia baru yang begitu berbeda dari sebelumnya. Semakin hari
kurasakan ada yang berubah dari hidupku.
Entah apa, yang jelas kini hatiku mulai tertarik pada seseorang. Kurasakan gemercik asmara yang mulai tumbuh dan bersemi
dihatiku kembali. Pernah kurasakan sebelumnya tetapi aku belum yakin apa itu
yang dinamakan cinta. Yang jelas
kurasakan kenyamanan dan keistimewaan darinya. Ini begitu berbeda, bukan
kenyamanan dan keistimewaan seperti yang ku dapat dari orangku. Meskipun ini
sama-sama bentuk kenyamanan dan keistimewaan tetapi “feel” yang kudapatkan
berbeda. Aku sendiri tak mengerti dengan keadaan ini. Kuikuti saja alur hidupku
yang terus mengalun.
Ini
masalah hati. Jujur tak mudah hatiku untuk menyukai seseorang. Mungkin hanya
sekedar kagum saja. Itupun ketika indera
visual ini sedang bermain dan bertemu dengan insan itu. Setelah itu memudar
begitu saja seakan terbang diterpa angin. Hanya sebatas itulah kagum yang
kurasakan kepada seseorang yang
menurutku hanya sepintas saja. Tetapi kali ini berbeda, tidak halnya seperti
angin yang membawa butiran debu itu terbang jauh dan menghilang. Tetapi ini
seperti spektrum yang sedang dibiaskan dan dipantulkan. Tidak hanya sinar putih
yang hambar,tetapi semakin lama semakin terlihat warna-warna yang elok yang
terpancar dari refleksi sinar itu. Sama seperti hatiku yang semakin lama
semakin jatuh, jatuh semakin dalam kepada seseorang diseberang sana.
Kini
hatiku benar-benar dibawanya, dimilikinya dan dirampasnya secara perlahan.
Siapa yang menduga keraguan yang awalnya selalu menyelimuti asmara ini, kini
berubah menjadi kebahagiaan yang selalu bersemi dan semakin menggila. Entah,
darimana perasaan ini datang. Yang jelas aku mulai menyukainya. Hingga aku
takut kenyamanan yang kudapat darinya akan sirna dengan berjalannya waktu, akan
hilang digantikan dengan yang lain dan akan mati dilupakannya. Namun semua
ketakutan itu kutepis. Karena aku yakin Tuhan tidak pernah tidur. Tangan Tuhan
yang akan mempersatukan pemilik hati yang telah digariskan di serpihan
takdir-Nya. Aku hanya berharap semoga kenyamanan ini akan terus mengalir
menemani setiap nafas yang kuhembuskan. Tapi bagaimanapun Tuhanlah yang
menguasai hati setiap makhluk-Nya. Biarlah Tuhan juga yang memberi vonis atas
rasa yang kuterima dan kuberikan. Mungkin aku tak cukup baik untuk semua orang,
tapi aku percaya bahwa aku selalu menjadi yang terbaik untuk orang yang pantas
untukku. Terimakasih Tuhan, telah menjadikanku tokoh terhebat dalam skenario-Mu
J
20/04/2014