Selasa, 22 Juli 2014

CANDU



Aku adalah gadis kecil yang  beranjak dewasa, tepatnya orang menganggap ABG. Dunia remajaku yang penuh dengan fantasi. Kutemukan dunia baru yang begitu berbeda dari sebelumnya. Semakin hari kurasakan  ada yang berubah dari hidupku. Entah apa, yang jelas kini hatiku mulai tertarik pada seseorang. Kurasakan  gemercik asmara yang mulai tumbuh dan bersemi dihatiku kembali. Pernah kurasakan sebelumnya tetapi aku belum yakin apa itu yang dinamakan cinta. Yang  jelas kurasakan kenyamanan dan keistimewaan darinya. Ini begitu berbeda, bukan kenyamanan dan keistimewaan seperti yang ku dapat dari orangku. Meskipun ini sama-sama bentuk kenyamanan dan keistimewaan tetapi “feel” yang kudapatkan berbeda. Aku sendiri tak mengerti dengan keadaan ini. Kuikuti saja alur hidupku yang terus mengalun. 

Ini masalah hati. Jujur tak mudah hatiku untuk menyukai seseorang. Mungkin hanya sekedar kagum saja.  Itupun ketika indera visual ini sedang bermain dan bertemu dengan insan itu. Setelah itu memudar begitu saja seakan terbang diterpa angin. Hanya sebatas itulah kagum yang kurasakan  kepada seseorang yang menurutku hanya sepintas saja. Tetapi kali ini berbeda, tidak halnya seperti angin yang membawa butiran debu itu terbang jauh dan menghilang. Tetapi ini seperti spektrum yang sedang dibiaskan dan dipantulkan. Tidak hanya sinar putih yang hambar,tetapi semakin lama semakin terlihat warna-warna yang elok yang terpancar dari refleksi sinar itu. Sama seperti hatiku yang semakin lama semakin jatuh, jatuh semakin dalam kepada seseorang diseberang sana. 

Kini hatiku benar-benar dibawanya, dimilikinya dan dirampasnya secara perlahan. Siapa yang menduga keraguan yang awalnya selalu menyelimuti asmara ini, kini berubah menjadi kebahagiaan yang selalu bersemi dan semakin menggila. Entah, darimana perasaan ini datang. Yang jelas aku mulai menyukainya. Hingga aku takut kenyamanan yang kudapat darinya akan sirna dengan berjalannya waktu, akan hilang digantikan dengan yang lain dan akan mati dilupakannya. Namun semua ketakutan itu kutepis. Karena aku yakin Tuhan tidak pernah tidur. Tangan Tuhan yang akan mempersatukan pemilik hati yang telah digariskan di serpihan takdir-Nya. Aku hanya berharap semoga kenyamanan ini akan terus mengalir menemani setiap nafas yang kuhembuskan. Tapi bagaimanapun Tuhanlah yang menguasai hati setiap makhluk-Nya. Biarlah Tuhan juga yang memberi vonis atas rasa yang kuterima dan kuberikan. Mungkin aku tak cukup baik untuk semua orang, tapi aku percaya bahwa aku selalu menjadi yang terbaik untuk orang yang pantas untukku. Terimakasih Tuhan, telah menjadikanku tokoh terhebat dalam skenario-Mu J


20/04/2014

SENJA



SENJA
By : Aris Yunita
Senja...
Pesona indahmu
Telah memikatku
Keelokan warnamu
Mengunci  lisanku
Sinar memarmu
Membius pandanganku

Senja...
Kenyamanan yang tiada duanya
Kubisikkan isi hatiku
Kepadamu yang selalu memanjakanku
Kehangatan yang membalut raga
Memaksaku untuk mengadu
Kepadamu yang memberi jawaban mati
Aku tunduk, aku tak berdaya
Dihadapanmu yang memancarkan sinar
Kemerahan dan kekuningan



06/05/2014

Pengalamanku Bersama Mbah Siti


Aku ingin menceritakan pengalaman pertamaku mengikuti program pengabdian masyarakat yang diadakan oleh kampusku. Awalnya aku mengikuti kegiatan ini karena ajakan dari kakak tingkat (kak Linggar) yang memberi tahuku tentang acara PKS (Pelatihan Kader Sosial) yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Ini merupakan serangkaian acara FEM (Fakultas Ekonomi Mengabdi) yang merupakan kegiatan sosial di luar lingkungan kampus. Dari situ aku tertarik untuk bergabung dalam kegiatan ini, karena menurut cerita yang mereka sampaikan kepadaku, kegiatan ini terlihat sangat asik sekali. Kegiatan ini diadakan selama 3 hari (20-23 Maret 2014) di Ds. Jajar, Trawas, Mojokerto. Dalam kegiatan ini ada sekitar 17 mahasiswa baru angkatan 2013 sebagai peserta dan kakak pendamping serta panitia dari semua angkatan.

            Kami berangkat dari Surabaya jumat sore. Dari prodi akuntansi ada 4 peserta termasuk aku. Sampai di lokasi, aku dan teman-teman berkumpul di balai desa Trawas untuk melakukan brieving. Setelah itu panitia membagi tempat menginap bagi peserta. Setiap peserta ditempatnya pada sebuah rumah yang mayoritas penghuninya kurang mampu.

 Aku ditempatkan di rumah mbah Siti, nenek berusia 75 tahun yang hidup sebatang kara. Suaminya sudah meninggal sejak lama sedangkan anak sewata wayangnyanya tinggal bersama suaminya di Lamongan. Saat aku tiba di rumahnya, beliau menyambutku dengan ramah. Aku dipeluk dengan erat seakan-akan sebagai pelampiasan rasa kangen terhadap anak dan cucunya yang jauh diseberag sana. Hatiku benar-benar tersayat melihat kondisi nenek ini. Tinggal sendiri di rumah yang begitu sederhana. Berdinding triplek yang sudah tak kokoh lagi dengan atap genteng yang terlihat sudah rapuh. Namun mbah Siti tetap terlihat tegar dengan senyuman yang menyembul di ujung bibirya. Wajahnya berseri-seri mengembara diantara kulit kriputnya yang dimakan usia. 

Setelah itu beliau membuatkanku segelas teh hangat. Dan hatiku semakin pilu ketika aku melihat kondisi dapur mbah Siti. Semua alat masaknya menggunakan alat tradisional. Tanahnya becek, karena semalam habis hujan. Atap dapurnya terlihat bolong-bolong. Jadi wajar saja jika air hujan dengan mudahnya masuk ke dalam dapur mbah Siti. Di rumahnya tidak terdapat kamar mandi. Setiap mau mandi, mencuci baju dan BAB mbah Siti harus berjalan menuju sungai. Dan aku tak bisa membayangkan ketika tubuh tua ini berjalan sendiri ke sungai ketika malam hari. Mbah Siti menceritakan kehidupan sehari-harinya. kehidupan yang begitu keras  dijalaninnya. Tak bisa kutahan lagi air mataku. Sekali lagi kupeluk nenek ini dengan erat. Suasana mengharukan ini akhirnya pecah ketika panitia datang mengunjungi rumah mbah Siti. Kakak-kakak panitia berusaha menghibur mbah Siti yang pada saat itu juga ikut menangis. Kamipun akhirnya berhasil membuat suasana ramai kembali. 

Kuikuti segala aktifitas mbah Siti selama 3 hari disana. Setiap pagi mbah Siti pergi ke hutan untuk mencari sesuatu yang bisa dijual dan ditukarkan dengan beras atau lauk pauk. Seperti daun singkong, pakis, biji gontor, ubi, rempah-rempah dan kayu bakar. Semua itu tidak dengan mudah didapat mbah Siti. Aku dan mbah Siti harus menyebrangi sungai yang cukup deras dan melewati tanjakan yang cukup curam untuk mencapi ke atas hutan. Kami bersimpangan dengan beberapa warga yang juga melakukan aktifitas yang sama. Namun umumnya mereka masih muda dan tidak setua mbah Siti. Pernah suatu hari mbah Siti terjatuh di sungai karena pada saat itu air sungai sangat deras. Beliau pingsan dan tak ada orang yang tau. Setengah badannya terendam di air dan dahinya terbentur batu. Hingga bebera menit kemudian beliau tersadarkan diri dan dengan badan yang lemas berjalan pulang. Sesampai di kampung, barulah para tetangga membantu mbah Siti berjalan pulang. Tubuh mbah Siti penuh luka dan dahinya yang berdarah membuat tetangganya ikut panik. Akhirnya untuk beberapa hari mbah Siti hanya bisa berbaring sakit di rumahnya. 

Sepanjang perjalanan di hutan aku selalu was-was. Takut jika ada ular atau binatang lainnya yang muncul dengan tiba-tiba dari semak-semak yang lebat. Aku yang dengan spontan menjerit ketika ada suara asing terdengar membuat mbah Siti tertawa. Sebenarnya aku malu sama mbah Siti, tapi aku juga senang bisa membuat beliau tertawa seperti itu. Seenggaknya mbah Siti bisa melupakan beban hidupnya, meskipun hanya sementara saja. Mbah Siti dengan cekatan mengambil tanaman di hutan yang bisa dimanfaatkan. Beliau sudah hafal jenis-jenis tanaman yang dibutuhkan. Sedangkan aku harus memilah satu persatu agar tidak salah ambil. Kami terus berjalan di hutan. Kakiku terasa capek, sakit tergores kayu-kayu kecil yang lancip disepanjang jalan, belum lagi gatal-gatal digigit nyamuk serta bulu-bulu tanaman yang menempel di tangan. Tapi mbah Siti terlihat biasa saja bahkan saat kutanya, beliau menjawab tidak merasakan capek dan gatal sedikitpun. Aku diajak beristirahat di bawah pohon besar. Disana kakiku dipijitin mbah Siti, aku menolak namun mbah Siti seolah-olah tau apa yang aku rasakan. Aku benar-benar malu sama mbah Siti. Untuk kesekian kalinya aku tak bisa menahan air mataku. Mbah Siti memelukku kembali. Kuajak mbah Siti untuk melanjutkan perjalanan, aku tak tega melihat mbah Siti sedih lagi. Sambil berbincang-bincang kami melanjutkan perjalanan. 

Tak terasa 3 hari sudah berlalu, pengalaman baru yang sangat berkesan dan tak akan  terlupakan. Begitu banyak pelajaran yang aku dapat dari mbah Siti. Bagaimana aku harus belajar bekerja keras, bersabar dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan. Aku bangga dengan mbah Siti, meskipun beliau sudah tua namun semangat beliau begitu luar biasa. Mbah Siti tidak mau merepotkan tetangganya, beliau tidak pernah meminta belas kasihan dari tetangganya. Namun Tuhan maha adil, karena mbah Siti dikelilingi tetangga-tentangga yang sangat baik hati dan peduli dengannya. Bahkan ada tetangga yang dengan suka rela menyalurkan listrik gratis ke rumah mbah Siti. Meskipun baru 3 hari aku tinggal bersama mbah Siti namun mbah Siti sudah kuanggap seperti nenekku sendiri bahkan seperti orang tuaku. 

Kegitan ini kami tutup dengan berpamitan kepada warga Ds.Trawas dan membagikan sembako kepada warga yang kurang mampu. Aku sangat beruntung mengikuti kegiatan ini. Sebenarnya sangat berat hati sekali harus berpisah dengan mbah Siti. Namun aku sadar, air mata bukanlah akhir dari segalanya. Air mata tak pernah cukup untuk mengungkapkan perasaan manusia. Kali ini aku menangis bukan karena terharu oleh keadaan yang dialami mbah Siti, namun aku menangis karena bahagia bisa melukiskan kisah dalam perjalanan hidup mbah Siti. Semoga apa yang telah kujalani 3 hari bersama mbah Siti bisa bermanfaat bagi orang lain terlebih buwat diriku sendiri. Akan kurindukan selalu senyuman dari mbah Siti. Semoga aku dapat berjumpa kembali dengan mbah Siti di lain kesempatan. 

TERIMAKASIH MBAH SITI DAN TERIMAKASIH KEGIATAN PKS :)


 10/04/2014


Jumat, 11 April 2014

Prestasi Gemilang Mahasiswa Unesa


Penulis : Aris Yunita

Unesa patut berbangga, karena lagi-lagi mahasiswanya berhasil menembus prestasi di tingkat Internasional. Seperti yang dialami salah satu mahasiswa Ekonomi jurusan Akuntansi, Eviera Maharani Utomo yang akrab di panggil Viera. Gadis kelahiran 30 Oktober 1992 yang sekarang duduk di bangku semester akhir ini, merupakan mahasiswa yang berkesempatan mendapat beasiswa berkunjung ke negara Jepang. Dia mengikuti program pertukaran pemuda baru  antara Jepang dan negara-negara anggota ASEAN  yang disebut dengan  JENESYS 2.0  (Japan-East  Asia Network of Exchange for Students and Youth/Jaringan Pertukaran untuk Mahasiswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur).  Secara umum program ini merupakan bagian dari upaya  revitalisasi ekonomi Jepang, meningkatkan  jumlah  pengunjung ke Jepang, dan pada saat yang sama, mempromosikan pemahaman terhadap nilai-nilai Jepang  kepada para mahasiswa dan pemuda dari wilayah Asia/Oseania.  Program ini dibiayai oleh Pemerintah Jepang, dan dilaksanakan oleh  Japan International Cooperation Center  (JICE)  dan  Kedutaan Besar  Jepang di Indonesia berkerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (PPIM UIN Jakarta).
Awalnya Viera mendapatkan informasi progam tersebut dari temannya, kemudia dia mencari informasi lebih lengkap dari berbagai sumber. Setelah mengirimkan semua persyaratan ke pihak penyelenggara program JENESYS 2.0 dan melewati seleksi yang begitu ketat, akhirnya dia berhasil lolos dan terpilih sebagai salah satu peserta yang akan mewakili Indonesia dalam program ini. Dari banyaknya peserta yang mengikuti seleksi, hanya diambil 96 mahasiswa dan  4 orang pembimbing.  Dari wilayah Surabaya sendiri ada 6 perwakilan mahasiswa, yang terdiri dari 2 mahasiswa Unesa, 3 mahasiswa Unair dan 1 mahasiswa IAIN. Tema dari progam JENESYS 2.0 yang diikuti Viera adalah “Traditional Culture, Art, and Heritage”
Dia melakukan kunjungan ke Jepang hampir selama seminnggu sejak tanggal 23 Februari - 4 Maret saat di Jepang mengalami musim peralihan antara musim salju dan musim semi. Tentunya ini menjadi hal yang baru dan pengalaman baru bagi Viera. Semua biaya dan kebutuhannya selama di Jepang ditanggung oleh pihak JENESYS 2.0  kecuali uang saku peserta, biaya akomodasi  ke Jakarta sebelum keberangkatan ke Jepang serta biaya individual lain (seperti vaksinasi, obat-obatan, laundry dll). Banyak sekali kegiatan yang dia lakukan disana antara lain kunjungan ke perusahaan-perusahaan, kampus,  pemkot, tempat wisata dan beberapa provinsi di Jepang. Selain mengunjungi dan mengetahui kondisi sektor industri di Jepang, dia juga mengetahui kondisi sektor pertania, budaya dan pariwisata di Jepang. Menurutnya kehidupan petani di Jepang sangat sejahtera, berbeda dengan kehidupan petani di Indonesia.  Selain itu orang Jepang sangat disiplin waktu, menghargai budaya dan tempat wisata yang merupakan aset berharga sebuah negara. Dia juga melihat kehebatan tekhnologi di negara Jepang seperti lautan yang ditimbun dengan tanah dan jalan tol yang dikasih tembok  kedap suara. Menurutnya progam JENESYS 2.0 merupakan progam yang sangat bagus sekali. Dia berharap agar teman-teman dari Unesa yang lain bisa mencari kesempatan atau peluang yang lebih awere. 
Tak jauh berbeda dengan Viera, Putri Armadiyanti yang akrab dipanggil Putri juga akan menyusul prestasi gemilang Viera yang telah diperoleh terlebih dulu. Gadis kelahiran 12 Januari 1992 juga berkesempatan mendapat beasiswa berkunjung ke negara Jepang. Bedanya, tema JENESYS 2.0 kali ini adalah “Urband and City Planning” yang akan di laksanakan tanggal 21 April - 30 April. Syarat pendaftarannya juga hampir sama yaitu dengan mengisi formulir lengkap dan membuat esay.  Sebelum berangkat ke Jepang  Putri meminta tips-tips  untuk apa saja yang  harus dibawa dan dipersiapkan di sana. Selain itu Putri juga mempersipakan kondisi mental dan kesehatannya. Semoga rekan kita Putri Armadiyanti juga diberi kelancaran mengikuti program ini dan bisa membagikan pengalamannya kepada kita semua.
            Semoga prestasi yang telah dikibarkan teman-teman kita di tingkat internasioanal, bisa memotivasi kita untuk lebih semangat belajar dan mengembangkan segala potensi yang kita miliki, serta mengaharumkan nama almamater dan negara kita tercinta. Tidak ada kata terlambat selama kita mau berusaha dan berjuang keras :)


*Hasil wawancara lansung dengan narasumber*

07/04/2014 



Minggu, 08 Desember 2013

LASKAR PEJUANG TULIS

LASKAR PEJUANG TULIS
By : Aris Yunita

Tersirat dalam raut wajahmu
Penuh tatapan nanar dalam matamu
Semangat membara dalam jiwamu
Demi menjunjung tinggi pendidikanmu
Dan mengejar masa depanmu

Bangkit dari sebuah kegagalan
Bangun dari mimpi yang kelam
Menerobos lorong malam yang gelap
Menuju cahaya fajar  yang akan datang
Dengan sinar penuh harapan
Menggapai cita-cita mulia

Yakin,berani dan kuat
Itulah kau... Laskar pejuang tulis
Menerjang rintangan di medan pertempuran
Berjuang sendiri di tengah ribuan pejuang yang lain
Demi meraih kampus madanimu
 
                                                                                                                19/07/2013

CURCOL (Suara Hatiku)


Kali ini curcol dulu ya sobat? Dulu nulisnya ini saat lagi galau-galaunya. Makhlum lah, kan mau UNAS jadi wajar kalau nglantur begini. Hehehe....Intinya ini efek dari banyak tugas dan banyak pikiran ujung-ujungnya stress berat :-D

SUARA HATIKU
Oleh : A*** Y*****

Kali ini aku benar-benar merasa sendiri. Yah,tepatnya malam ini gurasakan gundah yang begitu luar biasa. Mungkin karena imajinasiku sendiri atau bayang-bayang di masa lalu dan masa depan yang selalu menghantui sering menghantuiku. Hingga aku tak kuat lagi menahannya,apalagi kalau tidak menangis di sudut kamar. Cara terampuh yang dilakukan wanita secara reflek. Bukan karena cengeng atau lemah tapi karena naluri yang dianugerahkan oleh Sang Maha Pencipta.
Hati kecilku yang menghujamku dengan beribu pertanyaan dan nasehat, yang membuatku semakin terpojok dan sadar akan kekuranganku selama ini.

“Dasar cengeng,apa yang kau tangisi?”

“Entah,aku benar-benar merasa terjatuh dan tak berdaya saat ini. Apakah Allah mendengar keluh kesahku selama ini? Apakah Allah mengerti keinginanku selama ini?”

“Tentu,Dialah yang Maha adil dan mengerti keadaan semua makhluknya,termasuk kamu. Kenapa kamu meragukan-Nya?”

“Tidak,aku tidak meragukannya. Aku hanya berpikir kenapa aku belum bisa mendapatkan dan meraih apa yang kuinginkan selama ini. Apakah aku ini hambanya yang penuh dosa? Sedangkan mereka dengan mudah mendapatkan yang diinginkan dengan sekali pinta?”

“Banyak sekali alasannya. Mungkin karena kamu terlalu sombong,kamu menganggap dirimu mulia,seolah-olah ibadahmu jauh lebih sempurna dari mereka. Tetapi sesungguhnya dirimu tidak lebih baik dari mereka. Sehingga Allah dengan mudah mengabulkan doa mereka. Atau mungkin karena Allah begitu menyayangi dan mencintai kamu. Allah senang ketika dirimu memohon pada-Nya,meminta pada-Nya dan mengisak tangis dengan mengagunggkan nama-Nya. Allah takut jika permintaanmu dengan cepat dikabulakn,kamu akan lupa pada-Nya. Allah ingin menguji kecintaanmu pada-Nya,hambanya yang dikasihi”.

“Tapi kenapa? Apakah Allah pasti akan mengabulkan permintaanku di hari nanti?”

“Jangan sekali-kali kamu menghakimi-Nya. Cobalah lihat dirimu sendiri. Apakah kamu selalu mengutamakan-Nya? Tidak kan? Bahkan kamu selau menduakan-Nya. Kamu mendahulukan kepentingan pribadimu dulu. Untuk sholat saja kamu sering menunda-menunda dengan berbagai alasan. Ingat gak? Waktu jam sholat dzuhur di sekolah,kamu sering menundanya sehabis pulang sekolah kan? Dengan alasan masih mengerjakan tugaslah,ada ulanganlah atau makan siang dululah. Jadi jika Allah menunda permintaan mu juga,itu hal yang sangat wajar kan? Kenapa kamu harus protes? Mungkin Allah tidak mengabulkan permintaanmu di dunia tetapi akan dikabulkan di akhirat kelak. Itu pasti,karena sesuai janji-Nya”.

“Ya,aku memang sering menduakan-Nya. Aku begitu egois terhadap-Nya. Mungkin Allah membenciku dan merasa kecewa terhadapku”.

“Tidak,Allah tidak pernah membenci hamba-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan mu. Allah selau mempunyai waktu untukmu. Adakah orang yang bisa memberi keistimewaan melebihi-Nya? Siapa? Orang tuamu mungkin. Tetapi kamu tidak mungkin kan setiap hari harus mengeluh kepada mereka? Siapa lagi sekarang? 

“Aku menyadari kekhilafanku saat itu. Mungkin saat itu,mata hatiku tertutup dan terlena oleh kenikmatan fana ini. Aku benar-benar berdosa kepada orang tuaku,lebih-lebih kepada ibuku. Aku pernah berbohong dengan ibuku dan melanggar nasehatnya. Maafkan aku bu? Aku janji akan berubah dan tidak akan mengulanginya lagi”.

“Percuma saja kamu sekarang menangis dan berjanji,kalau tidak kamu tepati. Asal kamu tau, orang tuamu sangat berharap kepadamu agar kelak kamu bisa menjadi orang yang sukses dan menjadi kebanggaan mereka. Tegakah jika kamu merusak harapan mereka?”

“Tidak. Aku ingin melihat mereka tersenyum bahagia,aku ingin membuat hari tuanya menyenangkan. Aku tidak mau membuat harapan mereka hancur”.

“Kamu begitu polos,kamu begitu ababil. Mudah sekali goyah. Belajarlah menjadi lebih dewasa. Hadapi semua dengan kepala dingin,jangan dengan nafsu dan emosi. Kuatkan imanmu dan jadilah dirimu sendiri”.

“Aku benar-benar bodoh,aku begitu jahat,aku begitu egois,aku tidak bisa menjadi anak yang baik bagi orang tuaku. Aku..aku..aku... ah aku memang keterlaluan”.

“Sudahlah,tidak ada gunanya menyesali kesalahan. Semua sudah berlalu,tinggal bagaimana cara kamu agar tidak terjerumus ke hal yang sama. Lakukan yang terbaik bagi dirimu,keluargamu dan teman-temanmu”.

“iya,seenggaknya masih banyak orang yang menyayangiku. Terimakasih ya Allah,Engkau masih memberi kesempatan padaku dan masih mau menegurku saat ini. Aku sadar bahwa semuanya pasti akan kembali kepada-Mu. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Dan hanya Engkau sandaran hati yang paling indah dan istimewa”.

“Bangkitlah,semua belum berakhir. Perjalananmu masih panjang. Masih banyak rintangan yang harus kamu hadapi. Fokus dan dekatkanlah dirimu kepada Sang Kholik. Insyaallah,selalu ada jalan bagimu”.

“Ya aku akan bangkit dan berubah, demi orang-orang yang selalu mendukung dan menyayangiku”


THANKS FOR YOUR TIME. HUMBLE IS KEY TO REACH THE SUCCESS...
“MOVE ON...MOVE ON”

Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca curhatan saya. Jangan bosen-bosen ya sobat? :-)

23/12/2012  01:15

CANDU

Aku adalah gadis kecil yang   beranjak dewasa, tepatnya orang menganggap ABG. Dunia remajaku yang penuh dengan fantasi. Kutemukan dun...